Bengkulu, – Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu kembali menggelar kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi Bengkulu Revitalisasi Bahasa Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2024 untuk kedua kalinya sejak tahun 2023.
Seperti biasanya, kegiatan tahunan yang diselenggarakan ini melibatkan ratusan pelajar tingkat Kabupaten dan Kota se Provinsi Bengkulu. Adapun kategori lomba yang diperlombakan antara lain lomba bercerita, mendongeng, pidato dan menulis membaca aksara ulu untuk tingkat sekolah dasar (SD). Sedangkan untuk SMP kategori lomba meliputi, menulis cerpen, menulis aksara ulu, kembang tradisi, dan komedi tunggal atau stand up komedi.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu Dwi Laily Sukmawati dalam keterangannya menjelaskan bahwa kegiatan FTBI ini merupakan kegiatan yang melalui serangkaian proses yang cukup panjang. Mulai dari tahapan proses koordinasi, penyusunan modul pembelajaran, pelatihan guru utama, monitoring, dan pengimbasan, serta kemasangan kegiatan Festival mulai dari tingkat Daerah, Provinsi dan Nasional.
“Jadi poin penting dari kegiatan ini adalah sebenarnya terletak pada pengimbasan, khususnya bagi guru master kepada siswasnya di sekolah yakni SD dan SMP yang diseleksi untuk mewakili tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional,” ujarnya.
Dia menambahkan, kegiatan FTBI ini setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup pesat, khususnya dari jumlah peserta yang terlibat dalam setiap kegiatan dan jumlah bahasa yang juga ikut meningkat. Selain itu juga dukungan penuh dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan kian membuat kegiatan ini semakin meluas ke setiap daerah di Provinsi Bengkulu.
“Dukungan penuh juga ditunjukkan para guru master terhadap siswanya di sekolah selalu terlihat setiap kali kami melakukan monitoring disetiap daerah untuk pengimbasan melalui KKG, MGMP yang di fasilitasi Dikbud. Sehingga pengimbasan terhadap bahasa daerah itu semakin meluas terhadap masyarakat lainnya,” paparnya.
Terkait tantangan dalam kegiatan FTBI? Dia mengaku kurikulum yang selalu ditanya belum ada yang menguatkan para guru-guru sehingga harus diajarkan dan untuk saat ini sudah dimulai di Kepahiang, Rejang Lebong, Lebong, dan Bengkulu Utara yang sudah memasukan aksara ulu di setiap Sekolah-Sekolah.”Pembalajaran bahasa daerah dimulai dari aksara ulu ditingkat Sekolah dan ini sekali lagi menggugah masyarakat baik tenaga pendidik, dan pemerintah daerah merasa penting melestarikan bahasa daerah,” ujarnya.
Sementara itu Gubernur Bengkulu yang diwakili Asisten I Setdaprov Bengkulu, Khairil Anwar, mengapresiasi kegiatan FTBI tahun kedua yang diselenggarakan secara konsisten oleh Kantor Bahasan Provinsi Bengkulu dalam melestarikan dan merevitalisasi bahasa daerah di Provinsi Bengkulu.”Tentu kami berterimakasih kepada pihak Kantor Bahasa Bengkulu karena ini bukti nyata dalam upaya melestarikan bahasa daerah. Pemerintah Provinsi pun mendukung dan sebagai wujud nyata telah mengeluarkan Pergub pelestarian bahasa daerah belum lama ini.
Ia berharap kegiatan tersebut harus terus dilaksanakan sehingga tidak ada lagi bahasa daerah Provinsi Bengkulu yang punah dimakan zaman. Semaju apapun teknologi dan informasi, bahasa daerah harus terus terjaga kelestariannya.”Jadi kami ingin ada bahasa daerah yang masuk kategori hampir punah semisal bahasa enggano. Jadi dengan kegiatan ini bisa menghapus istilah kata hampir punah terhadap setiap bahasa daerah di Provinsi Bengkulu,” jelasnya.
Sementara itu, untuk diketahui panitia kegiatan FTBI Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu Tahun ini telah menyiapkan penghargaan mulai dari Piala, piagam serta uang pembinaan bagi para pemenang lomba. Untuk kategiri juara satu mendapatkan hadiah uang Rp 2 juta, juara kedua mendapatkan Rp 1.250.000 dan juara ketiga mendapatkan Rp 1.000.000.(Nasti)