Bengkulu, – Sebagai anak cucu nabi Adam A.S kita telah dijamin rezeki dan nikmat karunia oleh Allah SWT selama hidup di dunia. Tapi, sebagai makhluk Allah yang lalai, manusia terkadang sering mengeluh terhadap nikmat tuhan yang telah allah berikan.
Akibat hal tersebut, manusia sering memakai jalan pintas untuk mencapai kesuksesan ataupun keinginan yang belum dapat diraihnya hanya untuk kesenangan duniawi.
Dalam Islam, keinginan manusia untuk mencapai kesuksesan sebelum waktunya atau menggapai keinginan saat belum waktunya disebut Istibtha.
Keinginan untuk cepat sukses sebelum waktunya. Merasa rizki terlambat datang, kurang melimpah, ingin punya banyak aset dan memiliki kehidupan seperti orang lain adalah pemicu terbesar untuk utang ataupun melakukan hal yang diluar akal sehàt.
Nabi Muhammad SAW juga telah menjelaskan Karakter Istibtha yang dimiliki oleh manusia yang mana terobsesi untuk cepat kaya, cepat sukses sebelum waktunya, telah ia tuangkan dalam haditsnya :
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu jangan kalian memiliki penyakit istibtha’ dalam masalah rizki.” (HR. Baihaqi dalam sunan al-Kubro 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 2070 dan disepakati Ad-Dzahabi).
Selain itu, allah juga murka terhadàp manusia yang memiliki sifat Istibtha sebagaimana yang ia tuañgkan dalam Al Quran Surat Fathir ayat 5.
Allah SWT berfirman :
“Wahai manusia, sesungguhnya janji Allah itu benar. Karena itu, janganlah kalian tertipu dengan kehidupan dunia.”
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, istibtha muncul akibat rasa tidak puas.
Oleh karena itu, sebagai umat Muslim perlu kiranya kita membiasakan diri untuk bersyukur atas rezeki yang diperoleh agar terhindar dari penyakit tersebut.
Terlebih, kita juga harus mengurangi mengukur nikmat yang allah berikan kepada orang lain agar kita terhindar dari segala penyakit iri, dengki dan Istibtha.(Eko)