Bengkulu – Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan (KP) Bengkulu menggelar Media Gathering pada Selasa, 21 Februari 2023 yang bertempat di Bhadrika Resto Jalan Jenggalu, Lingkar Barat, Kota Bengkulu.
Dalam Media Gathering ini juga diadakan acara pisah sambut Kepala BEI KP Bengkulu dari Bayu Saputra kepada penggantinya Marina Rasyada yang mulai efektif pada 1 Maret mendatang. Selanjutnya Bayu Saputra akan menempati pos baru sebagai Kepala BEI KP Sulawesi Tenggara. Selama lima tahun bertugas di Bengkulu, Bayu Saputra telah menorehkan prestasi hebat dimana sewaktu awal dia di Bengkulu hanya ada 700an investor pasar modal dan saat ini telah mencapai 49 ribuan investor pasar modal.
Marina Rasyada atau yang akrab disapa Ina mengatakan media merupakan garda terdepan yang memiliki peran penting dalam penyebarluasan informasi dan edukasi literasi keuangan kepada masyarakat. “Media sangat berperan dan efektif dalam melawan keberadaan investasi bodong.” kata Ina, Selasa (21/2).
“Tanpa adanya dukungan media, BEI tak bisa mencegah pertumbuhan investasi bodong yang marak berkembang di tengah masyarakat.” lanjut Ina.
Dalam beberapa tahun terakhir, disampaikan Ina ada banyak modus yang dilakukan oleh oknum dalam menjerat calon investor melalui investasi bodong.
“Modus yang biasa digunakan seperti arisan, investasi bagi hasil dengan keuntungan tinggi, dan investasi berbasis forex. Dari catatan BEI, ada Rp. 100 triliun kerugian masyarakat akibat investasi bodong, maka dari itu BEI mengajak masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan investasi.” sampai Ina.
Kemudian ditambahkan Ina, ada beberapa hal dasar yang harus dikenali agar investasi berjalan aman yakni pahami latar belakang perusahan/lembaga maupun perseorangan yang akan mengajak berinvestasi dengan legalitas yang dimilikinya. “Jangan mudah tergiur akan adanya embel-embel keuntungan tinggi hanya dalam waktu singkat, serta kenali resiko instrumen investasi yang dipakai.” tambah Ina
“Instrumen investasi itu beresiko, tinggal lagi bagaimana cara kita memanajemen resiko itu sendiri, tentunya dengan pengalaman dan pengendalian diri pada saat akan melakukan investasi.” demikian Ina yang sebelumnya pernah bekerja di Bank Bengkulu dan Bank Mandiri.(Eko)