Bengkulu, – Pemilihan walikota (Pilwakot) Bengkulu akan digelar serentak 27 November mendatang. Namun, Himpunan Pemuda Rafflesia Bengkulu (HPBR) Sabtu (12/10) menyoroti kinerja Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) yang masih lambat menangani berbagai kasus selama masa kampanye.
Untuk Kota Bengkulu saat ini ada 5 pasangan calon Walikota yang akan berjuang memperebutkan kursi BD 1 Kota Bengkulu pada 27 November mendatang.
Hanya saja, Pilwakot yang diharapkan menjadi ajang politik riang gembira saat ini menjadi suasana intervensi oleh beberapa ASN untuk meminta masyarakat agar mendukung salah satu pasangan calon walikota tertentu.
Tindakan yang dilakukan oleh beberapa oknum ASN ini menuai sorotan dan kecaman oleh Himpunan Pemuda Rafflesia Bengkulu.
Kepala Bidang Sosial HPBR Bengkulu Nova Lestari mengatakan, Bawaslu harusnya turun dan action ke lapangan untuk melihat situasi kondisi terkini di masyaraķat.
“Pengawas pemilu atau pilkada saat ini wajib hukumnya turun ke lapangan, masa duluan kami (HPBR) yang sudah ada dàta oknum ASN yang menekan warga memenangkan salah satu paslon walikota. Kalau cuman sosialisasi, action gak ada percuma aja negara membayar” tegas Nova Lestari
Lanjut Nova, dirinya juga meminta setiap pengaduan masyarakat yang dilaporkan ke Bawaslu agar hendaknya ditindak lanjuti.
“Terus kedua, kami meminta kepada Bawaslu kalau setiap ada laporan itu ya diterima dan ditindak lanjuti, jangan laporamnya masuk bahasanya kita pelajari tapi gak ada tindakanya, masa gak ada temuan atas pelanggaran dan tangkapan selama pelaksanaan pilwakot gak mungkin la” tutupnya. (Eko)