Batam, – “Kami ingin semua anak ikut, karena ini untuk masa depan mereka,” ujar Mistyah, Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMAN 8 Batam, dengan nada penuh semangat. Pernyataan itu menggambarkan suasana di SMAN 8 Batam, salah satu sekolah yang sedang melaksanakan gladi bersih Tes Kemampuan Akademik (TKA), Kamis (30/10). Hari itu, ratusan siswa kelas XII tampak serius menatap layar komputer, mengikuti uji coba nasional yang menjadi tonggak baru pemetaan kemampuan akademik murid di Indonesia.
Pelaksanaan gladi bersih TKA ini merupakan bagian dari gelombang kedua yang digelar 27–30 Oktober 2025, sebagaimana diatur dalam Surat Edaran BS-KAP Nomor 3866/H.H4/SK.01.01/2025.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, meninjau langsung kesiapan sekolah sekaligus berdialog dengan para guru dan siswa yang tengah mengikuti simulasi. “TKA adalah asesmen standar nasional untuk mengukur capaian akademik murid sesuai kurikulum yang berlaku,” jelas Wamen Fajar. “Seluruh prosesnya tanpa pungutan biaya karena dibiayai oleh negara agar semua murid memiliki akses yang setara,” tegasnya.
*Kerja Bersama untuk Sukseskan TKA Tanpa Hambatan*
SMAN 8 Batam dikenal sebagai salah satu sekolah dengan jumlah peserta TKA terbanyak di Kepulauan Riau, mencapai 765 siswa. Sekolah ini menambah 20 unit komputer baru, menata empat laboratorium dengan 35–36 personal computer (PC), dan bekerja sama dengan PLN untuk memastikan pelaksanaan tanpa gangguan listrik.
“Awalnya kami terkejut TKA tiba-tiba dilaksanakan tahun ini,” ujar Mistyah. “Tapi kami segera berbenah, menyiapkan sarana, dan melibatkan seluruh siswa. Kami tidak ingin ada yang tertinggal.”
Hari pertama gladi bersih sempat terkendala jaringan, tetapi sekolah cepat belajar. “Sekarang sudah lancar. Proktor siap sejak pagi, anak-anak bisa login tanpa kendala,” tambahnya.
Dari sisi pembinaan, Akamna Azia, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, menuturkan bahwa dukungan moral menjadi kunci. “Tidak semua siswa langsung antusias, jadi kami berikan motivasi terus-menerus. Setiap Senin saat apel dan Jumat setelah Yasinan kami ajak mereka semangat. Bahkan guru dan siswa belajar tambahan di akhir pekan dengan sukarela,” jelasnya.
*Dukungan Dinas: Kolaborasi, Komitmen, dan Kejujuran*
Tingginya partisipasi TKA di Kepulauan Riau tidak lepas dari peran aktif Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Andi Agung, menyampaikan bahwa Kepri menjadi salah satu provinsi dengan tingkat partisipasi TKA tertinggi di Indonesia. “Untuk jenjang SMA, partisipasi mencapai 99,12 persen, dengan 19.764 siswa dari total 19.907 ikut TKA. Jika digabung dengan SMK dan SLB, total partisipasi di Kepri mencapai 92,13 persen,” jelas Andi.
Ia menuturkan, capaian tersebut merupakan hasil dari kolaborasi erat antara dinas, sekolah, dan para kepala satuan pendidikan. “Sejak awal kami intens melakukan sosialisasi ke kabupaten dan kota. Kami buat grup komunikasi antarsekolah agar daerah yang partisipasinya rendah bisa segera ditingkatkan. Alhamdulillah hasilnya terlihat,” ujar Andi.
Dinas juga memastikan kesiapan teknis di lapangan, mulai dari jaringan internet hingga pasokan listrik. “Kami sudah berkoordinasi dengan PLN agar pelaksanaan TKA berjalan tanpa gangguan. Ini bentuk tanggung jawab pemerintah daerah untuk mendukung kebijakan nasional,” tambahnya.
Andi pun berpesan kepada seluruh siswa agar menjaga semangat dan kejujuran selama mengikuti TKA. “Anak-anak harus tetap belajar, tetap semangat. Seperti pesan Pak Wamen, yang utama adalah kejujuran. Nilai tinggi tidak ada artinya kalau diperoleh dengan cara curang,” ujarnya.
*Suara Murid: Dari Cemas Menjadi Percaya Diri*
Salah satu peserta, Novia Ariyanti dari kelas XII C1, mengatakan dirinya ingin memanfaatkan TKA sebagai modal untuk masa depan. “Saya ingin kuliah di UI, dan TKA ini bisa jadi nilai tambahan. Walaupun belum pasti digunakan untuk seleksi, saya berusaha maksimal,” tuturnya.
Sementara Nola Aurelia Situmeang dari kelas XII D1 melihat TKA sebagai peluang menyiapkan diri menuju sekolah kedinasan. “Saya mau masuk STIS. Soal-soalnya tidak sekadar hafalan, tapi penalaran. Setelah ikut, saya senang, karena latihan saya ternyata tidak sia-sia,” ujarnya.
*Penguatan Penilaian Nasional dan Pemerataan Akses*
Dalam kunjungan tersebut, Wamen Fajar menegaskan bahwa TKA bukan pengganti asesmen sekolah, tetapi pelengkap yang memperkuat objektivitas capaian murid di seluruh Indonesia. “TKA menjawab tantangan beragamnya penilaian antarsekolah dengan menghadirkan standar nasional yang adil dan setara,” ujarnya.
Usai meninjau SMAN 8 Batam, Wamen Fajar melanjutkan kunjungan ke SMKS Al-Jabar Batam untuk memantau program revitalisasi satuan pendidikan. “Sebagaimana pesan Presiden Prabowo, Kemendikdasmen berfokus pada pembangunan pendidikan dari sisi suprastruktur dan infrastruktur. Kualitas pembelajaran diperkuat dengan TKA, sementara sekolahnya dibangun melalui revitalisasi,” pungkasnya.(Eko)











