Bengkulu – Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu Dempo Xler, S.IP., M.AP., yang menjadi salah satu panelis dalam kegiatan Musyawarah Rakyat (Musra) XXVI Bengkulu mengungkapkan Musra dan sejenisnya perlu diperbanyak agar rakyat memiliki narasi-narasi kecerdasan dalam memilih pemimpin.
“Memilih pemimpin bukan karena baliho atau spanduknya, bukan pula karena jargon-jargon tetapi kita memilih karena apa yang ada diisi kepalanya, apa yang menjadi program-programnya,” ungkap Dempo yang ditemui di kegiatan Musra, Minggu (19/3).
Dilanjutkan oleh politisi Partai Amanat Nasional (PAN), dalam memilih pemimpin negeri ini pastinya ada orang lama dan ada orang baru. “Orang lama yang kita bicarakan pastinya prestasi dan pengalaman sedangkan orang baru yang kita harus tahu apa konsepnya yang bisa diilmiahkan dan dibedah ril.” ujar Dempo.
“Dalam Musra ini pembahasan yang banyak diangkat oleh peserta mengenai kemiskinan, integritas, hukum dan korupsi,” Dempo melanjutkan.
Kemudian ditambahkan Dempo, siapapun nanti capresnya agar dapat konsisten membangun peradaban Indonesia Emas, Nusantara Bangkit yang starnya dari Bengkulu. “Terhadap aksi penolakan kegiatan Musra yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unihaz sewaktu acara berlangsung menurut saya itu bagus karena mahasiswa fungsinya sebagai kontrol yang itu memang perannya sehingga jangan sampai kampus dimanfaatkan untuk kepentingan politik.” kata Dempo.
“Kampus merupakan tempat mengkaji hal-hal ilmiah untuk dibedah, ke depan saya menyarankan semua kampus di Bengkulu untuk mengundang semua calon-calon, baik presiden, gubernur, walikota, DPR untuk dibedah pemikirannya. Yang tidak boleh itu menjadikan kampus sebagai tempat berkampanye,” demikian Dempo.(Eko)