Bengkulu, – Para aktivis lingkungan menyoroti rekam jejak para pasangan calon presiden dan wakil presiden yang dinilai tidak berpihak terhadap lingkungan dan keselamatan rakyatnya.
Capres Ganjar Pranowo dinilai tidak pro rakyat dan lingkungan dalam menyelesaikan konflik Wadas, capres Prabowo Subianto diduga terafiliasi dengan bisnis tambang batubara yang terbukti menyumbang kerusakan lingkungan dan krisis iklim, sementara Anies Baswedan dinili gagal mengendalikan polusi udara di DKI Jakarta.
Atas dasar tersebut, puluhan orang dari berbagai kalangan yaitu Mahasiswa, Komunitas, Siswa dan Organisasi Masyarakat Sipil menggelar aksi kreatif power up – transisi untuk solusi di Simpang Lima Ratu Samban, Kota Bengkulu.
Massa aksi menyuarakan desakan kepada calon presiden dan wakil presiden untuk berkomitmen terhadap penanganan krisis iklim dan transisi energi yang adil dan berkelanjutan.
Billy Sumantri, Menteri Polkastrat Universitas Bengkulu dalam aksi ini mengungkapkan Indonesia dari segi potensi mampu untuk transisi ke energi bersih, secara bertahap. Dalam proses transisi itu, harus mengedepankan pemulihan lingkungan dan melibatkan komunitas dalam demokratisasi energi.
“Menuntut pemimpin untuk tidak mengorbankan lingkungan demi investasi” katanya.
Farel Nadi seorang pelajar SMA menyatakan sebagai generasi muda yang peduli terhadap lingkungan ikut terlibat dalam aksi ini.
“Ini menyangkut hidup generasi muda sekarang maka kami menuntut pemerintah untuk menghentikan penggunaan energi kotor batubara yang saat ini semakin meningkat,” katanya.
Koordinator aksi, Hosani Ramos Hutapea, yang juga Manager Kampanye Anti Tambang dan Sekolah Energi Bersih Kanopi Hijau Indonesia mengatakan, aksi “power up” menjadi gerakan bersama untuk menuntut kepada calon pemimpin Indonesia untum mendeklarasikan krisis iklim dan menjabarkan secara konkret penanganannya sehingga suhu bumi tidak naik di atas 1,5 derajat Celcius.
Ia juga mendesak para pasangan calon agar tidak menerima dana kampanye dari industri batubara, minyak dan gas karena jika terpilih akan terikat dan masih mendorong energi kotor batubara.
“Sudah saatnya kita melakukan transisi energi yang adil dan berbasis komunitas, karena secara potensi dan teknologi Indonesia mampu memenuhi kebutuhan energinya dari sumber matahari, air dan angin” katanya.
Dalam momentum pemilu ini, massa aksi menandatangani surat pernyataan sikap yang akan dikirimkan kepada tiga pasangan calon Presiden dan KPU.
Massa aksi menyampaikan satu tuntutan yaitu pasangan capres-cawapres menyampaikan pernyataan terbuka dan menegaskan dalam visi misi mereka secara spesifik strategi memukul mundur krisis iklim.(Eko)